MEDIA MAINSTREAM DUKUNG JURNALISME WARGA

yayanJember-Jurnalisme Warga. Sejumlah media mainstrem sambut hangat kehadiran Jurnalisme Warga (JW) Jember. Bahkan, mereka sepakat untuk menjalin kerjasama dengan JW Jember. “Kami menyambut baik kehadiran JW Jember, tetapi karena media televisi, maka kami lebih mengutamakan gambar atau video. Apabila temen-temen JW ingin liputan kami bisa membantu”, ungkap Firdaus, perwakilan dari pihak JTV ketika menghadiri forum Pertalian Konten dengan media mainstrem di Auditorium Hotel Kebun Agung Jember, 16 Mei 2013.
Tidak hanya itu, media mainstream yang hadir itu bahkan berharap ada memorandum of understanding (MoU) antara JW Jember dengan mereka, “Kami sangat senang dan berharap bisa bekerja sama dengan JW Jember. Oleh karena itu, kami menyambut baik apabila teman-teman JW menyalurkan tulisannya di media kami. Sepuluh berita setiap hari, kami siap menerima dan mempublikasikannya”, ungkap Istono, pengelola titik0km.com. Continue reading

JEMBER, 1 DARI 9 KABUPATEN/KOTA YANG BELUM MEMILIKI PPID

ppidJember-Jurnalisme Warga. “Kabupaten Jember merupakan satu dari sembilan kabupaten yang belum mempunyai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)”, demikian ungkap Mochtar W Oetomo dari Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Surabaya pada saat memberikan materi pada acara Lokakarya Persiapan PPID Kabupaten Jember di Aula Hotel Kebon Agung (22/5). Selain Jember, delapan kabupaten/kota yang juga belum meiliki PPID adalah Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Sampang, dan Kabupaten Probolinggo.  Continue reading

MENYESAL TIDAK PERNAH IKUT POSYANDU

MenyesalJember-Jurnalisme Warga. Rukhsatun Nikmah, panggilan akrabnya Anik, sudah mengeluarkan percikan darah sejak subuh kemarin, ujar Hatta, suaminya. Namun, karena hanya percikan darah, ia menganggap biasa. Hal ini karena menurut dokter spesialis kandungan yang pernah ia datangi, waktu kelahiran anaknya masih bulan Juni. Di samping itu, Hatta juga percaya pada pendapat tetangganya bahwa istrinya belum mau melahirkan karena posisi kandungannya masih di atas, dan belum turun. Tanda-tanda bayi yang mau melahirkan, kata tetangganya, posisi bayinya di bawah.
Hatta, si suami, beraktifitas dari pagi hingga sore hari. Sore hari, biasanya ia baru pulang ke rumahnya di Jl. Lumba-lumba, Sempusari, Jember. Selepas Maghrib, pukul 18.00 WIB, ia bawa istrinya ke Bidan L. Tyas Adjeng, Amd. Keb. Ternyata, ketika sampai di rumah bidan, menurut bidan, istrinya sudah buka empat, istilah dalam proses kehamilan.
Ia terkejut sekali sebab tidak menduga kalau istrinya mau melahirkan anak pertama mereka saat itu juga. Ia memberikan motivasi kepada istrinya agar bersabar, mengeluarkan sekuat tenaga, agar ia dan bayinya lahir dengan selamat. Tak ayal lagi, Hatta terus berada di samping istrinya, terlebih istrinya tidak mau ia tinggal dan tidak mau didampingi siapapun selain dia.  Continue reading

DEMI ANAK, RINA MEMERAS SUSUNYA

memerah susu ibu dengan pompaJember-Jurnalisme Warga. Rina, ibu berusia 25 tahun ini, setiap hari bekerja di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) desa. Meskipun bekerja setiap hari, namun ia tidak ingin memberikan susu formula kepada anaknya. Ia mensiasati dengan cara memeras ASInya dan ditempatkan di botol ukuran yang ia beli di apotek seharga Rp. 38,000. Air susunya kemudian ditaruh di tiga botol dan disimpannya di freezer kulkas rumahnya agar dapat bertahan selama tiga hari. Sebelum diberikan kepada sang buat hati, Rina menghangatkan ASI yang sudah di dalam botol, botol diletakkan di dalam air, dipanasi, baru kemudian diberikan kepada anak semata wayangnya itu.
“Saya tidak akan memberikan susu formula kepada anak saya, anak saya harus mendapatkan ASI eksklusif,” aku Rina kepada Denis Yeyeng Ekawati dari Jurnalisme Warga di rumahnya. Rina mengaku bahwa ia semakin mantap untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya setelah mendapatkan penjelasan mengenai manfaat ASI eksklusif bagi bayi dari kegiatan Posyandu yang diikutinya. “Saya bergabung dalam paguyuban Buteki (ibu meneteki) dan Forum Peduli Kesehatan Masyarakat sehingga banyak manfaat yang saya peroleh. Saya dan ibu-ibu Buteki akan mensosialisasikannya kepada ibu-ibu yang lain”, jelasnya. Continue reading

MUHSINUN: WAHYU PERTAMA MENYINGGUNG REPRODUKSI MANUSIA

WahyuPertamadimulaidenganPerintahIqra-1Jember-Jurnalisme Warga. “Islam memandang pendidikan kesehatan reproduksi itu sangat penting. Bahkan kalau kita cermati, masalah reproduksi ini disampaikan dalam wahyu yang pertama: “Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq, khalaq al-insaana min ‘alaq”. Artinya, bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Jadi, Tuhan menyampaikan wahyunya yang pertama kali kepada Nabi Muhammad tentang proses penciptaan manusia yang berasal dari segumpal darah, yang hal itu terjadi dalam rahim ibu. Ini secara langsung berkenaan dengan masalah reproduksi”, demikian jelas kiai Muhsinun, tokoh agama di Kecmatan Silo kepada Fathor Rahman dari Jurnalisme Warga.
Anggota Forum Peduli Kesehatan Masyarakat Kecamatan Silo ini mengatakan bahwa dari ayat tersebut kita dapat menarik kesimpulan, kesehatan reproduksi itu penting. Sebab, dalam Islam hal itu disampaikan pertama kali. Karena itu, kita harus belajar tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi itu menjadi niscaya. Di samping itu, masalah reproduksi dan kesehatan ibu dan anak ini adalah titik krusial, karena berkenaan dengan masalah regenerasi manusia. Continue reading

Syamsiyah: Saya Bangga Jadi Kader Posyandu

POSTER-BANGGA-JADI-KADER-POSYANDUJember-Jurnalisme Warga. “Saya bangga dan senang menjadi kader Posyandu karena mendapat banyak pengalaman dan wawasan mengenai kesehatan. Sampai informasi yang “kecil”pun saya jadi tahu. Adapun yang membanggakan saya menjadi kader Posyandu karena saya dapat membantu orang lain”, aku Jami’atus Syamsiyah, salah seorang Kader Posyandu ketika ditemui di rumahnya Pedukuhan Kedungkuali Dusun Krasak Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Jember oleh Didik dari Jurnalisme Warga. Continue reading

Posyandu Basmi Difteri

difteriPOSYANDU Aster 49, melakukan penyuntikan difteri terhadap sejumlah balita. “sasaran kami di aster 49 ini sejumlah 80 Balita namun sebagiannya sudah dilakukan penyuntikan di TK masing-masing” 11 Mei 2013.
“Penyuntikan ini dilakukan untuk mencegah penyakit difteri”, ujar M.V. Reni Juniwati, Bidan Koordinator Puskesmas Mangli Kecamatan Kaliwates Jember.
Reni menjelaskan, penyakit Difteri ini banyak menyerang saluran pernafasan sehingga akan tumbuh semacam Flag atau cairan dalam tenggorokan. “Jika sampai tumbuh flag dalam tenggorokan balita maka akan sulit bernafas dan terasa tercekik kemudian dapat meniggal”, ungkapnya.
“Imunisasi ini dapat dilakukan sejak bayi usia 2 bulan sampai dengan usia 15 tahun”, ujarnya lagi.
Selain itu, imunisasi difteri ini dapat dilakukan tiga tahapan atau tiga macam imunisasi, pertama, usia dua bulan sampai dengan usia tiga tahun dilakukan penyuntikan berupa DPT. Kedua, usia tiga tahun sampai dengan usia tujuh tahun dilakukan penyuntikan berupa DT. Ketiga, usia tujuh tahun sampai dengan usia 15 tahun dilakukan penyuntikan berupa TD, demikian Reni menjelaskan.
Saat dikonfirmasi wartawan Jurnalisme Warga Jember, Reni juga menghimbau kepada seluruh agar segera membawa balitanya jika sudah terlanjur terserang difteri karena penyakit tersebut cepat menular. (Didik,Tutik, dan Denis JW Jember)

FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN DINI di KECAMATAN SILO

diniJember-Jurnalisme Warga. Tingginya angka pernikahan dini di Kecamatan Silo menjadi perhatian tersendiri bagi Abdullah, Kepala KUA Kecamatan Silo. Menurutnya, banyak faktor yang menjadi penyebab tingginya angka pernikahan dini. “Banyak faktor yang dapat kita tunjuk sebagai penyebab mengapa pernikahan dini di Kecamatan Silo sangat tinggi”, jelasnya kepada Fatlawi Al-Haddad dari Jurnalisme Warga ketika ditemui di ruang kerjanya (18/4).
Ketika ditanyakan tentang faktor-faktor yang dimaksudkan, Abdullah mengatakan bahwa faktor-faktor yang ia maksudkan adalah pubertas, ekonomi, pendidikan, budaya, kurangnya kontrol orang tua, juga pemerintah.
Faktor pubertas, menurut Abdullah dapat menyebabkan terjadinya perubahan gaya atau gairah hidup seseorang karena beranjak dewasa. Perubahan itu akan semakin lengkap manakala ketika bertemu dengan lawan jenis yang memiliki permasalahan yang sama. Lebih-lebih kemudian, sambutan positif tersebut didukung oleh lingkungan, juga teknologi. Apabila hal itu tidak dicermati secara baik dan benar oleh orang tua, masih menurut Abdullah, maka si anak dapat masuk ke dalam hal-hal negatif, seperti pergaulan bebas. Akibatnya, terjadilah kasus hamil di luar nikah. Nah, jika hal ini terjadi, maka menikahkan si anak meskipun usianya belum cukup adalah pilihan yang harus diambil. Continue reading

MESKI SUDAH IKUT SOSIALISASI JAMPERSAL, TETAP MELAHIRKAN DI DUKUN

jampersalJember-Jurnalisme Warga. “Masyarakat masih enggan mengikuti Jampersal. Terbukti masih ada ibu hamil (Bumil) yang melakukan persalinan di dukun kendati sehari sebelumnya telah mengikuti sosialisasi Jampersal”, demikian komentar Pravita Ariyanti kepada Devie MQ dan Tutik Rahayu dari Jurnalisme Warga.
Sebenarnya, lanjut Ketua Paguyuban Buteki (ibu meneteki) Kecamatan Silo ini, sosialisasi tentang Jampersal sudah sering disampaikan terutama kepada para Bumil di dalam kegiatan Posyandu. “Sudah sering kita sampaikan bahwa para Bumil hendaknya melakukan persalinan dengan bantuan bidan demi keselematan ibu dan bayinya, tetapi ya…. masih saja ada yang melakukan persalinan dengan meminta pertolongan dukun”, jelasnya.  Continue reading

ASI KUNING TIDAK LAGI DIBUANG

1007102620X310Jember-Jurnalisme Warga. “Sejak adanya sosialisasi oleh Kader Posyandu, saya menjadi tahu pentingnya ASI eksklusif serta cara memberikannya. Jadi, mulai sekarang saya berjanji tidak lagi membuang ASI yang berwarna kuning”, ungkap Endang kepada Devie Mariatul Qibtiyah (Jurnalisme Warga) di sela-sela pertemuan Forum Peduli Kesehatan Masyarakat Kecamatan Silo (9/5).
Pemilik nama lengkap Endang Srimah Wahyu Ningsih ini mengaku baru memberikan ASI eksklusif kepada anak ketiganya. Sebelumnya, karena belum mengetahui pentingnya ASI eksklusif, atas saran ibu mertuanya, Endang memberi makan kelapa yang sangat muda pada bayinya yang baru lahir. Selang beberapa menit setelah bayi mengkonsumsi kelapa muda, barulah ia memberikan ASI-nya. Continue reading